Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

CATATAN LAPANGAN :EFEKTIFITAS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 13 KOTA TANJUNGBALAI

FORM : C/DOK Halaman1 dari 8 hal No. Identifikasi : DOK-1/R/24 Maret 2010 1. Deskripsi Dokumen Pada hari Senin Tanggal 22 Maret 2010, Pukul 09.00 WIB peneliti bertemu untukdengan Kepala SMP Negeri 13 Kota Tanjungbalai Bapak Marwan, S.Pd, untuk melakukan observasi, setelah menunggu selama lebih kurang 15 menit di ruangan kepala sekolah, akhirnya tepat pada pukul 09.15 WIB Bapak Marwan, S.Pd memasuki ruangan beliau. Peneliti mengucapkan salam dan menayakan kabar kepada beliau dan beliau juga menjawab salam peneliti dan menyatakan dalam keadaan sehat wal’afiat. Bapak Marwan mempersilakan saya duduk di ruang tamu yang terdiri dari dua buah sofa, satu buah meja kaca yang diatasnya terdapat bunga plastik yang sudah kusam, selain itu tumpukan buku, map dan kertas-kertas yang merupakan berkas sekolah berserakan diatas meja tersebut. Ruangan Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Kota Tanjungbalai tidak terlalu luas hanya berukuran lebih kurang 3 x 4 meter, dinding ruangan ditempeli whiteboard

Undang-undang Penodaan Agama

Undang-undang Penodaan Agama

TEORI-TEORI BELAJAR

Dalam psikologi, teori belajar selalu dihubungkan dengan stimulus-respons dan teori-teori tingkah laku yang menjelaskan respons makhluk hidup dihubungkan dengan stimulus yang didapat dalam lingkungannya. Proses yang menunjukkan hubungan yang terus-menerus antara respons yang muncul serta rangsangan yang diberikan dinamakan suatu prosess belajar (Tan, 1981:91) Untuk lebih memperjelas pengertian mengenai proses belajar yang merupakan hasil penyelidikan para ahli psikologi. Berikut ini, akan saya utarakan beberapa teori belajar. 1. Teori Conditioning Bentuk paling sederhana dalam belajar ialah conditioning. Karena conditioning sangat sederhana bentuknya dan sangat luas sifatnya, para ahli sering mengambilnya sebagai contoh untuk menjelaskan dasar-dasar dari semua proses belajar. Meskipun demikian, kegunaan conditioning sebagai contoh bagi belajar, masih menjadi bahan perdebatan (Walker, 1967). a. Conditioning Klasik (Classical Conditioning) Conditioning adalah suatu bentuk bel

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

A. Pengertian Belajar Menurut Pandangan Teori Behavioristik Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan

Teori-Teori Belajar Proses Perubahan Tingkahlaku & Belajar

Teori-Teori Belajar Proses Perubahan Tingkahlaku & Belajar Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi.Namun dalam kesempatan ini hanya akan dikemukakan lima jenis teori belajar saja, yaitu: (a) teori behaviorisme; (b) teori belajar kognitif menurut Piaget; (4) teori pemrosesan informasi dari Gagne, dan (5) teori belajar gestalt. 1. Teori Behaviorisme Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab II bahwa behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini,

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 35 ayat (4), Pasal 36 ayat (4), Pasal 37 ayat (3), Pasal 42 ayat (3), Pasal 43 ayat (2), Pasal 59 ayat (3), Pasal 60 ayat (4), dan Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Standar nasional pendidikan adalah kriteri