Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

Guru dan Pengembangan Karakter

Gambar
(creative by ayahuwah) Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki perana yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian (Depdiknas, 2005). Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab uuntuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai keg

REFORMULATION OF NATIONAL EXAMINATION POLICY IN INDONESIA

Gambar
REFORMULATION OF NATIONAL EXAMINATION  POLICY IN INDONESIA  By: Syafaruddin Marpaung * (English Teacher at SMAn 2 Tanjungbalai) 1.  Introduction The employment of National Examination (UN) policy as a national standardized testing for  secondary  (lately  also  for  primary)  school  students  in  Indonesia  has  triggered  a national debate since the beginning 2003/2004 academic year. This debate seems to be deadlock as every party believes that they are in right position. Those who oppose it argue that this policy is considered to be ‘injustice’ to be used as a base to make a very important decision about students’ life future. This is due to the fact that  there  is  still  a  big  discrepancy  in  quality  among schools across the regions in Indonesia. They also believe that the UN has brought about many conspicuous negative effects on teachers, students,  parents, school administrators, and curriculum. The  government, on the other hand, says that the UN

Jangan Lupakan Tujuan Pendidikan

Gambar
Sehabis Lebaran (Agustus)  anak-anak kembali ke bangku sekolah, setelah menjalani libur panjang. Sebagian mereka adalah murid-murid yang menapaki jenjang pendidikan baru. Sebagian lain, hanya menjalani kenaikan kelas. Dalam situasi seperti ini, meskipun sudah pernah kita singgung sebelumnya, ada baiknya, kita semua – terutama orang tua dan guru – benar-benar menyadari apa tujuan sebenarnya dari sebuah proses pendidikan menurut pandangan Islam. Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas, dalam bukunya, Islam and Secularism , (Kuala Lumpur, ISTAC, 1993), merumuskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan orang yang baik ( to produce a good ma n). Kata al-Attas , “The aim of education in Islam is therefore to produce a goodman… the fundamental element inherent in the Islamic concept of education is the inculcation of adab. ” (hal. 150-151). Siapakah manusia yang baik atau manusia beradab itu? Dalam pandangan Islam, manusia seperti ini adalah manusia yang kenal akan Tuhannya, t