Sejarah, Suku Indian Ber Agama Islam di Amerika
Ternyata
sebelum kedatangan Christoper Columbus (yang katanya penemu benua Amerika),
umat Islam sudah terlebih dahulu menemukannya. Sebuah fakta yang tak
terbantahkan lagi jika umat Islam sudah lebih dulu berada di daratan luas yang
kini bernama Amerika, jauh beberapa abad sebelum kedatangan Columbus yang
meng-klaim sebagai penemu Amerika. Fakta yang paling gampang ditemui nama
serupa dengan kota suci umat Islam seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho,
Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di
Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di
Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario
Canada, dan beberapa nama seperti California (Caliph Haronia), Alabama (Alah
Bumnya), Arkansas (Arkan-sah) dan Tennesse (Tanasuh), T Allah Hassee
(Tallahassee), Alhambra, Islamorada dan sekitar 500 nama kota lainnya berasal
dari kata Arab.
Sejarah
resmi selama ini mengatakan bahwa Christopher Columbus-lah yang menemukan
daratan luas yang kemudian disebut Amerika. Hal ini ternyata tidak benar.
Karena 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di amerika, daratan yang
disangkanya India, Laksamana Muslim dari China bernama Ceng Ho (Zheng He) telah
mendarat di Amerika. Bahkan berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari
Spanyol dan Afrika Barat telah membuat kampung-kampung di Amerika dan
berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal di sana. Penemu Amerika
bukanlah Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam. Mereka menikah dengan
penduduk lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi bagian dari local-genius
Amerika.
Ada sejumlah
literatur yang berangkat dari fakta-fakta empirik bahwa umat Islam sudah hidup
di Amerika beberapa abad sebelum Colombus datang. Salah satunya yang paling
popular adalah essay Dr. Youssef Mroueh, dari Preparatory Commitee for
International Festivals to celebrate the millennium of the Muslims arrival to
the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian Muslims in America”.
Dalam
essaynya, Doktor Mroueh menulis, “Sejumlah fakta menunjukkan bahwa Muslimin
dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad
sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah
Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929 – 961M), kaum Muslimin yang berasal dari
Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol, menembus
“samudra yang gelap dan berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka
kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Ada kaum
Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu, dan mereka inilah kaum
imigram Muslimin gelombang pertama di Amerika.”
Granada,
benteng pertahanan terakhir ummat Islam di Eropa jatuh pada tahun 1492. Pada
pertengahan abad ke-16 terjadilah pemaksaan besar-besaran secara kejam terhadap
orang-orang Yahudi dan Muslimin untuk menganut agama Katholik, yang terkenal
dalam sejarah sebagai Spanish Inquisition. Pada masa itu keadaan orang-orang
Yahudi dan orang-orang Islam sangat menyedihkan, karena penganiayaan dari pihak
Gereja Katolik Roma yang dilaksanakan oleh inkuisisi tersebut. Ada tiga macam
sikap orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam dalam menghadapi inkusisi itu:
* Pertama,
yang tidak mau beralih agama. Akibatnya mereka disiksa kemudian dieksekusi
dengan dibakar atau dipancangkan di kayu salib.
* Kedua,
beralih agama menjadi Katholik Roma. Mereka itu diawasi pula apakah memang
berganti agama secara serius atau tidak. Kelompok orang Islam yang beralih
agama itu disebut kelompok Morisko, sedangkan yang dari agama Yahudi disebut
kelompok Marrano.
* Ketiga,
melarikan diri atau hijrah menyeberang Laut Atlantik yang dahulunya dinamakan
Samudra yang gelap dan berkabut. Inilah kelompok imigran gelombang kedua di
negeri baru itu.
Penganiayaan
itu mencapai puncaknya semasa Paus Sixtus V (1585-1590). Sekurang-kurangnya ada
dua dokumen yang menyangkut inkusisi ini. Yang pertama, Raja Spanyol Carlos V
mengeluarkan dekrit pada tahun 1539 melarang penduduk bermigrasi ke Amerika
Latin bagi keturunan Muslimin yang dihukum bakar dan dieksekusi di kayu sula
itu. Yang kedua dekrit itu diratifikasi pada 1543, dan disertai perintah
pengusiran Muslimin keluar dari jajahan Spanyol di seberang laut Atlantik. Ini
adalah bukti historis adanya imigran Muslimin gelombang kedua sebelum tahun
1543 (dekrit kedua). Ada banyak literatur yang membuktikan adanya kehadiran
Muslimin gelombang pertama ke Amerika jauh sebelum zaman Columbus. Bukti-bukti
itu antara lain:
*
Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi merupakan seorang pakar sejarah dan
geografi yang hidup dari tahun 871-957 M. Dalam karyanya yang berjudul “Muruj
adh-dhahab wa maad aljawhar” (Hamparan Emas dan Tambang Permata), Abu Hassan
menulis bahwa pada waktu pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912),
penjelajah Muslim Khasykhasy Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari Cordova-Spanyol, telah
berlayar dari Delba (Palos) pada 889, menyeberang Samudra yang gelap dan
berkabut dan mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul) dan kembali
dengan harta yang mentakjubkan. Pada peta Al-Masudi terbentang luas negeri yang
disebutnya dengan al-ardh majhul. [Al-Masudi: Muruj Adh-Dhahab, Vol. 1, P.
1385]
* Loe
Weiner, pakar sejarah dari Harvard University, dalam bukunya “Africa and the
Discovery of America” (1920) menulis bahwa Columbus telah mengetahui kehadiran
orang-orang Islam yang tersebar seluas Karibia, Amerika Tengah dan Utara,
termasuk Canada. Mereka berdagang dan telah melakukan asimilasi perkawinan
dengan orang-orang Indian dari suku Iroquois dan Algonquin.
* Geografer
dan pembuat peta bernama Al-Syarif Al-Idrisi (1099- 1166) menulis dalam bukunya
yang terkenal Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaaq (Ekskursi dari yang Rindu
Mengarungi Ufuq) bahwa sekelompok pelaut dari Afrika Utara berlayar mengarungi
Samudra yang gelap dan berkabut dari Lisbon (Portugal) dengan maksud
mendapatkan apa yang ada di balik samudra itu, betapa luasnya dan di mana
batasnya. Mereka menemukan pulau yang penghuninya bercocok tanam dan telah
mempergunakan bahasa Arab.
* Columbus
dan para penjelajah Spanyol serta Portugis mampu melayari menyeberang Samudra
Atlantik dalam jarak sekitar 2400 km, adalah karena bantuan informasi geografis
dan navigasi dari peta yang dibuat oleh pedagang-pedagang Muslimin, termasuk
informasi dari buku tulisan Abul Hassan Al-Masudi yang berjudul Akhbar
az-Zaman. Tidak banyak diketahui orang, bahwa Columbus dibantu oleh dua orang
nakhoda Muslim pada waktu ekspedisi pertamanya menyeberang transatlantik. Kedua
kapten Muslim itu adalah dua bersaudara Martin Alonso Pinzon yang menakodai
kapal Pinta, dan Vicente Yanez Pinzon yang menakodai kapal Nina. Keduanya
adalah hartawan yang mahir dalam seluk-beluk perkapalan, membantu Columbus
dalam organisasi ekspedisi itu, dan mempersiapkan perlengkapan kapal bendera
Santa Maria. Bersaudara Pinzon ini masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan
Abuzayan Muhammad III (1362-66), Sultan Maroko dari dinasti Marinid
(1196-1465). (Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950).
* Para
antropologis telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi
dan Arizona. Dari prasasti itu diperoleh keterangan bahwa imigran itu membawa
juga gajah dari Afrika. (Winters, Clyde Ahmad: Islam in Early North and South
America, Al-Ittihad, July 1977, p.60)
* Columbus
menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, sementara ia berlayar dekat
Gibara pada bagian tenggara pantai Cuba, Columbus menyaksikan masjid di atas
puncak bukit yang indah. Reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta tulisan
ayat Al Quran telah didapatkan di berbagai tempat seperti Cuba, Mexico, Texas,
dan Nevada. (Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950)
* Dr. Barry
Fell dari Harvard University menulis bahwa fakta-fakta ilmiah telah menunjukkan
bahwa berabad-abad sebelum Columbus, telah bermukim kaum Muslimin di Benua Baru
dari Afrika Utara dan Barat. Dr. Fell mendapatkan adanya sekolah-sekolah Islam
di Valley of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon, Washoe, dan
Hickison Summit Pass (Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley (New
Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana) dalam tahun-tahun 700-800. (FellL, Barry:
Saga America, New York, 1980] dan GYR,DONALD: Exploring Rock Art, Santa
Barbara, 1989).
Jejak
Peninggalan Muslim Amerika
Di sekujur
benua Amerika kita akan bisa mendapatkan jejak-jejak umat Islam gelombang
pertama dan kedua, jauh sebelum kedatangan Columbus. Lihat peta Amerika hari
ini buatan Rand McNally dan cermati nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di
tengah kota Los Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El
Morro dan Alamitos, serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla,
Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure,
dan La Habra.
Di bagian
tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota Albany,
Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington
misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini jelas kata Arab) dan
Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?)
dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados,
Bahama, dan Nassau.
Di Amerika
Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina), Alcantara (di Brazil),
Bahia (di Brazil dan Argentina). Nama-nama pegunungan Appalachian (Apala-che)
di pantai timur dan pegunungan Absarooka di pantai barat. Kota besar di Ohio
pada muara sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo, satu nama
universitas Islam ketika Islam masih berjaya di Andalusia, Spanyol.
Menurut Dr.
Youssef Mroueh, sekarang saja terdapat tidak kurang dari 565 nama tempat di
Amerika Utara, baik di negara bagian, kota, sungai, gunung, danau, dan desa
yang diambil dari nama Islam ataupun nama dengan akar kata bahasa Arab.
Sebanyak 484 di Amerika Serikat dan 81 di Canada. Ini merupakan bukti yang tak
terbantahkan bahwa Islam telah ada di sana sebelum Columbus mendarat. Dr. A.
Zahoor bahkan menegaskan bahwa nama negara bagian seperti Alabama, sebenarnya
berasal dari kata Allah-bamya, dan juga nama negara Arkansas berasal dari kata
Arkan-Sah, serta Tennesse dari kata Tanasuh.
Dr. Mroueh
juga menuliskan beberapa nama yang dicatatnya malah merupakan nama kota suci
kita seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan
Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas
yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota
Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada.
Ketika
Columbus mendarat di kepulauan Bahama pada 12 Oktober 1492, pulau itu sudah
dinamai Guanahani oleh penduduknya. Kata ini berasal dari bahasa Mandika yang
merupakan turunan dari bahasa Arab. Dilaporkan oleh Columbus bahwa penduduk
asli di sini bersahabat dan suka menolong. Guana, yang hingga hari ini masih
banyak dipakai sebagai nama di kawasan Amerika Tengah, Selatan dan Utara,
berasal dari kata Ikhwana yang berarti ’saudara’ dalam bahasa Arab.
Guanahani
berarti tempat keluarga Hani bersaudara. Namun Columbus dengan seenaknya
menamakan tempat ini sebagai San Salvador dan merampas kepemilikan pulau itu
atas nama kerajaan Spanyol. Columbus dalam catatannya menuliskan bahwa pada 21
Oktober 1492 dia melihat rerunruthan masjid dan menaranya lengkap dengan
tulisan ayat-ayat Al Qur’an telah ditemukan selain di Cuba, juga di Mexico,
Texas, dan Nevada.
Perlayaran
melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh
Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berangkat dari Tarfay di
Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307), penguasa keenam
dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada
tahun 1291. Menurut Dr. Mroeh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan
referensi oleh ilmuwan Islam.
Sultan-sultan
dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga
melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin
Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) mencatat berbagai ekpedisi
ini dengan cermat. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan
pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi
perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal
dari Timbuktu. Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat
itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 – 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan
Musa (1312 – 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan
Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.
Sultan Abu
Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri
sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab.
Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri
Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan
Selim I (1517). Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan
dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara akurat.
Indian dan
Umat Islam
Beberapa
nama-nama suku Indian dan kepala sukunya juga berasal dari akar kata bahasa
Arab, seperti: Anasazi, Apache, Arawak, Cherokee (Shar-kee), Arikana, Chavin
Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni.
Kepala suku Indian Cherokee yang terkenal, Sequoyah yang nama aslinya Sikwoya,
merupakan ketua suku yang sangat terkenal karena beliau menciptakan sillabel
huruf-huruf (Cherokee Syllabary) bagi orang Indian pada tahun 1821. Namanya
diabadikan sebagai nama pohon Redwood yang tertinggi di California, sekarang
dapat disaksikan di taman hutan lindung di utara San Francisco.
sequoyah2Berlainan
dengan gambaran stereotip tentang suku Indian yang selalu mengenakan bulu-bulu
burung warna-warni di kepalanya, seperti yang banyak digambarkan para seniman
Barat selama ini, Sequoyah (lihat gambar) selalu mengenakan sorban. Dia tidak
sendirian, masih banyak ketua suku Indian yang mengenakan tutup kepala gaya
orang Islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk,
Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Bahkan sebagian dari
mereka mengenakan penutup kepala yang khas Arab seperti ditunjukkan pada
foto-foto tahun 1835 dan 1870
Orang-orang
Indian Amerika juga memegang nilai ketuhanan dengan mempercayai adanya Tuhan
yang menguasai seluruh alam semesta ini, dan Tuhan tersebut tidak teraba oleh
panca indera. Mereka juga meyakini bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh
Tuhan adalah untuk memuja dan menyembahnya. Seperti penuturan seorang kepala
suku Ohiyesa: ”In the life of the Indian, there was only inevitable duty -the
duty of prayer- the daily recognition of the Unseen and the Eternal”. Di dalam
Al Qur’an, kita diberitahukan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah
semata-mata demi untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ahli sejarah
seni Jerman, Alexander Von Wuthenau, dalam buku klasiknya “Unexpected Faces in
Ancient America” (1975); serta Ivan Van Sertima dengan buku “They Came Before
Columbus” (1976) dan juga mengedit buku “African Presence In Early America” di
mana intelektual Perancis abad ke-19 Brasseur de Bourboug di situ mengungkapkan
keberadaan orang-orang Islam di Amerika tengah, yang juga didukung essei dari
P.V. Ramos dalam buku yang sama tentang keberadaan ‘Mohemmedans’ di Karibia
(Carib) yang dijumpai Columbus. Beberapa literature lainnya yang bisa
ditelusuri tentang hal yang sama antara lain dari ahli arkeologi dan linguis
Howard Barraclough (Barry) Fell berjudul “Saga America” (1980); Colin Taylor
(editor) “The Native Americans” (1991); dan orientalis Inggris De Lacy O’Leary
yang menulis “Arabic Thought and It’s Place In Western History” (1992).
Agama Nenek
Moyang Suku Indian Di Amerika
Suku indian
di amerika mereka menjadi kaum yang di sisihkan dari pergaulan. Apalagi sewaktu
jaman columbus. mereka sempat di bantai oleh pasukan columbus dan
kroni-kroninya. Karena di samping suku indian punya lahan emas yang menjadi
ajang rebutan, indian di amerika juga punya rahasia yang di sembunyikan dari
sejarah.
Fakta
sebenarnya columbus bukanlah penemu benua amerika..
inilah
urutan sebenarnya
1.Khashshash
bin Said bin Aswad
Ada banyak
versi tentang siapakah yang pertama kali membawa agama Islam ke Amerika. Salah
satunya yang bisa disebut adalah Khashshah bin Said bin Aswad yang tercatat
dalam sejarah pada tahun 889 masehi telah mendarat di benua itu.
Dia seorang
navigator muslim yang berasal dari Qordoba, Spanyol. Sebagaimana kita ketahui,
Spanyol saat itu merupakan pusat peradaban Islam di Barat, di bawah pimpinan
Khilafah Bani Umayah II.
Ini adalah
analisa lumayan kuat untuk bisa dipercaya, lantaran kekuatan armada Khilafah
Bani Umayyah II di Spanyol saat itu memang sangat besar dan luar biasa luas
pengaruhnya. Adalah sangat tidak mustahil buat para pelaut di masa itu untuk
mengarui samudera Atlantik. Apalagi ada semangat juang yang sangat tinggi untuk
menyebarkan agama Islam seluruh penjuru dunia.
Dengan fakta
ini, maka benua Amerika termasuk benua yang sudah sejak awal mengenal ajaran
Islam. Sungguh luar biasa kemampuan para pelaut muslim saat itu. Dengan
menyeberangi lautan Atlantic yang luas itu, mereka tercatat sebagai di antara
pembawa agama Islam ke Amerika. Dan jarak waktunya hanya terpaut 200-an tahun
setelah Rasulullah SAW wafat.
2.
.Laksamana Ceng Ho
Selain itu
sejarah juga mencatat bahwa Laksamana Ceng Ho yang beragama Islam, juga pernah
mendarat di benua Amerika. Yang menarik, laksamana yang juga seorang da`i
muslim ini mendarat 70 tahun lebih awal dari Colombus.
Bahkan
armada dan kapal Ceng Ho jauh lebih besar dari kapal milik Colombus. Namun
karena sejarah dunia ditulis oleh orang lain, maka fakta bahwa Ceng Ho mendarat
lebih dahulu dari Colombus seolah lenyap di balik kebohongan nyata.
Cheng Ho
punya nama arab, yaitu Haji Mahmud Shams. Beliau adalah seorang muslim China
yang lahir tahun 1371 dan wafat tahun 1433. Terkenal sebagai pelaut dan
penjelajah Tiongkok terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun
1405 hingga 1433.
3. Columbus
Selain itu
juga ada catatan dari Colombus sendiri, bahwa pada 21 Oktober 1492 dia melihat
masjid dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba. Ini menunjukkan bahwa
Colombus pun mengakui bahwa sudah ada sejumlah masyarakat di Amerika yang
memeluk agama Islam, sebelum kedatangannya.
Colombus
mengira bahwa pulau tersebut masih perawan, belum berpenghuni sama sekali.
Mereka berorintasi menjadikan pulau tersebut sebagai perluasan wilayah Spanyol.
Tetapi
setelah menerobos masuk, Columbus ternyata kaget menemukan bangunan yang persis
pernah ia lihat sebelumnya ketika mendarat di Afrika. Bangunan megah itu adalah
Masjid yang dipakai oleh Orang-orang Islam untuk beribadah.
Semula
Columbus disambut dengan ramah oleh suku Indian, tetapi setelah ketahuan
kelakuan buruknya , Colombus banyak mendapat resistensi dari penduduk setempat.
Beberapa armada kapal milik rombongan Colombus ditenggelamkan oleh suku Indian
sebab mereka merasa terganggu dan terancam oleh kedatangan Colombus.
Indian dan
Umat Islam
Beberapa
nama-nama suku Indian dan kepala sukunya juga berasal dari akar kata bahasa
Arab, seperti: Anasazi, Apache, Arawak, Cherokee (Shar-kee), Arikana, Chavin
Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni.
Kepala suku Indian Cherokee yang terkenal, Sequoyah yang nama aslinya Sikwoya,
merupakan ketua suku yang sangat terkenal karena beliau menciptakan sillabel
huruf-huruf (Cherokee Syllabary) bagi orang Indian pada tahun 1821. Namanya
diabadikan sebagai nama pohon Redwood yang tertinggi di California, sekarang
dapat disaksikan di taman hutan lindung di utara San Francisco.
Lihat peta
Amerika hari ini buatan Rand McNally dan cermati nama-nama tempat yang ada di
Amerika. Di tengah kota Los Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga
nama-nama teluk El Morro dan Alamitos, serta nama-nama tempat seperti
Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor,
Almar, Alva, Amber, Azure, dan La Habra.
Di bagian
tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota Albany,
Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington
misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini jelas kata Arab) dan
Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?)
dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados,
Bahama, dan Nassau.
Berlainan
dengan gambaran stereotip tentang suku Indian yang selalu mengenakan bulu-bulu
burung warna-warni di kepalanya, seperti yang banyak digambarkan para seniman
Barat selama ini, Sequoyah (lihat gambar) selalu mengenakan sorban. Dia tidak
sendirian, masih banyak ketua suku Indian yang mengenakan tutup kepala gaya
orang Islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi,
Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Bahkan sebagian dari
mereka mengenakan penutup.
Ternyata
negara yang paling sensasional dalam menilai islam ini sudah mengenal islam
sebelum negara indonesia. tapi sayang sejarah ini sengaja di sembunyikan.
bahkan suku indian di amerika sendiri hanya menjadi suku yang terpinggirkan.
Wallahu a'lambishowaf.
Komentar