PROF AGUNG ENDRO, GURU BESAR TERMUDA UGM


Dinobatkan pada Usia 36 Tahun 9 Bulan

Muda,santun dan energik terlihat jelas dari sosok Prof Agung Endro Nugroho MSi PhD Apt. Sekilas,orang mungkin tak menyangka jika dia telah menyandang gelar kehormatan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi UGM.

Namun, turunnya Surat Keputusan Pengangkatan Guru Besar pada 1 Oktober 2012 lalu, membuat Agung menjadi guru besar termuda di UGM. “Ah,biasa-biasa saja.Saya meyakini setiap dosen memiliki obsesi yang sama untuk jabatan akademik tertinggi ini.” “Jika Tri Dharma Perguruan Tinggi dijalankan secara on the track,saya rasa semua dosen memiliki harapan besar mampu meraih jabatan ini. Cuma masalahnya bisa cepat atau lambat,”ujar Agung.

Dengan segudang prestasi yang dimiliki,pria kelahiran Surakarta,15 Januari 1976 ini memang dapat dikatakan cepat dalam meraih jabatan akademik tertinggi tersebut.Agung menuturkan, selama ini dirinya sangat concern di tiga bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi dan dikerjakan dengan ekstra. “Terutama untuk penelitian yang saya perbanyak,demikian juga publikasi dan seminar-seminar internasional.Semakin banyak capaian yang kita dapatkan, waktu pencapaian jabatan guru besar tentu akan semakin cepat,”tutur guru besar dengan kepakaran di bidang farmakologi molekuler ini.

Agung mengungkapkan, perkembangan terkini ilmu farmakologi telah mencapai level molekuler. Kajian tentang nasib dan aksi obat di dalam tubuh bukan suatu nasib dan sifat yang sederhana,melainkan nasib dan aksi obat yang sudah masuk ke dalam level seluler maupun molekuler. “Inilah yang menjadi kajian saya,disiplin ilmu yang saya tekuni ketika bekerja di Fakultas Farmasi UGM. Penelitian-penelitian yang saya lakukan pun selalu mengacu pada aspek-aspek tersebut,”ujarnya.

Mengenai kajian nasib dan aksi obat,dicontohkan Agung, obat diabetes mellitus tidak sebatas sebagai efek hipoglikemikatau menurunkan kadar glukosa darah,namun dari penelitiannya sudah mampu menerangkan bagaimana mekanisme aksinya dan target aksi molekul obat tersebut di dalam tubuh. Diakuinya,beberapa temuan penelitian miliknya dirasa memicu percepatan raihan jabatan guru besar.

Di antaranya,tanaman Isolat untuk menghambat pelepasan hestamin,tanaman Sambiloto untuk mengisolasi senyawa aktif yang dinamakan andrografoliduntuk mempelajari efek efeknya kepada hewan percobaan diabetes mellitus.Selain itu,ada pula penelitian untuk tanaman Awar-Awar atau Ficus Septicayang dikembangkan sebagai agen antikanker.

“Dari penelitian itu,kami melakukan ekstraksi efek antikanker,kemudian saya uji ternyata memiliki potensi efek antikanker yang besar.Tentu saja semua itu juga bekerjasama dengan para senior di fakultas,”jelas Wakil Dekan Bidang Penelitian,Pengabdian Pada Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Farmasi UGM ini. Berbagai penelitian tersebut telah mendatangkan gran dan publikasi internasional sebanyak lima kali.Dan pada 2013 mendatang,jerih payah Agung diharapkan mendapat gran hibah kompetisi dari Dikti.

Diakui Agung,hingga kini dirinya telah menulis tiga buku yang dapat dikatakan cukup laris di kalangan mahasiswa dan khalayak umum.Ketiga buku tersebut adalah Nasib Obat dan Aksi Obat di Dalam Tubuh, Farmakologi Obat, Pustaka Pelajardan buku Penanganan Hewan Percobaan, Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik,Fakultas Farmasi UGM.

Ayah dua anak ini tengah sibuk menyusun pidato untuk acara pengukuhan guru besar di akhir Maret 2013 nanti.Dia akan mengangkat tema pidato yang tidak jauh dari bidang ilmunya yakni peran farmakologi klinik di dunia farmasi yang terkait dengan isu-isu terbaru dan tantangantantangan ke depan


Tinggalkan Komentar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ESENSI SUPERVISI PENDIDIKAN

21 Pacar Ronaldo

PENDIDIKAN DI AMERIKA LATIN DARI KOLONIALISME HINGGA NASIONALISME oleh Tuah Manurung