PAUD dalam Perspektif Pendidikan Islam
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Artikel ini pernah dimuat di Harian Waspada 24 Juli 2013
Di Bulan Juni orangtua disibukkan dengan persiapan memasuki Tahun
Ajaran Baru, tentunya di saat kenaikan BBM beban ini semakin terasa
dengan melonjaknya bahan kebutuhan pokok dan sarana pendukung bagi
pendidikan. Tentunya ini adalah hal yang berulang setiap tahunnya. Dalam
hal pendidikan di Indonesia sudah menjadi trend baru untuk memasukkan
seluruh anak kedalam dunia pendidikan. Ini berlaku bukan hanya pada anak
yang sudah lancar berkomunikasi tetapi berlaku juga bagi anak yang
masih BALITA, dan PAUD adalah alternatif untuk itu.
Mengenal PAUD
Saat ini istilah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sedang booming di
Indonesia. PAUD semakin diperhatikan oleh pemerintah dan juga masyarakat
Indonesia. Beberapa proyek pemerintah berupa dana luar negeri yang
dikucurkan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan peran dan fungsi PAUD.
Keberadaan PAUD diakui dalam UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pasal 28.
Makna yang sesungguhnya tentang PAUD adalah pendidikan anak yang
diberikan dijalur formal maupun non formal dilakukan dengan cara,
metode, serta strategi yang sama dan secara psikologis maupun fisiologis
disesuaikan dengan tahap perkembangan individu anak.
PAUD adalah
Pendidikan yang diberikan untuk anak usia dini. Pakar Pendidikan
Langeveld memilah pengertian PAUD yaitu dari kata ‘Pendidikan’ adalah
suatu proses yang dilakukan untuk membantu peserta didik mengembangkan
potensi yang anak didik miliki, sedangkan ‘Anak Usia Dini’ adalah anak
usia 0 – 8 tahun (The National Association Education of Young Children).
Kenapa Usia Dini 0 – 8 tahun? Hal ini didasarkan pada teori kognitif
menurut Piaget, yang menyatakan anak usia 2 – 7 tahun berada pada tahap
pra-operasional konkret. Tahap kognitif yang masih memerlukan objek
konkret dalam memahami informasi. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka
Anak Usia Dini adalah suatu proses yang dilakukan untuk membantu anak
usia 0 – 8 tahun mengembangkan potensi yang mereka miliki. Senada dengan
itu pakar Pendidikan Anak Maria Montesorri menekankan arti pentingnya
PAUD karena pada masa usia ini anak berada pada masa emas dan masa peka
perkembangan dan dalam hal ini PAUD juga diperlukan sebagai fondasi
dasar untuk tahap perkembangan selanjutnya. Ibarat membangun sebuah
rumah agar kokoh, kuat, dan tahan terhadap terpaan angin maka fondasi
yang dibuat itu harus kuat. Agar manusia kuat dan kokoh dalam kehidupan
dan tahap perkembangan selanjutnya, maka perlu dilakukan pendidikan
sejak dini.
PAUD dalam Pendidikan Islam
Dalam
pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentulah memiliki
dasar hukum baik itu yang berasal dari dasar naqliyah maupun dasar
aqliyah. Begitu juga halnya dengan pelaksanakan pendidikan pada anak
usia dini. Firman Allah SWT: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (An Nahl: 78)
Berdasarkan ayat tersebut di atas, dipahami bahwa anak lahir dalam
keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki
pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah membekali anak yang baru lahir
tersebut dengan pendengaran, penglihatan dan hati nurani (yakni akal
yang menurut pendapat yang sahih pusatnya berada di hati). Menurut
pendapat yang lain adalah otak. Dengan itu manusia dapat membedakan di
antara segala sesuatu, mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya.
Kemampuan dan indera ini diperoleh seseorang secara bertahap, yakni
sedikit demi sedikit. Semakin besar seseorang maka bertambah pula
kemampuan pendengaran, penglihatan, dan akalnya hingga sampailah ia pada
usia matang dan dewasanya. Dengan bekal pendengaran, penglihatan dan
hati nurani (akal) itu, anak pada perkembangan selanjutnya akan
memperoleh pengaruh sekaligus berbagai didikan dari lingkungan
sekitarnya. Hadits Rasulullah SAW: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut
beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi”.(HR. Bukhari, Abu Daud, Ahmad)
Meskipun anak lahir dalam keadaan lemah tak berdaya serta tidak
mengetahui apa-apa, namun terlahir dalam keadaan fitrah, yakni suci dan
bersih dari segala macam keburukan. Karenanya untuk memelihara sekaligus
mengembangkan fitrah yang ada pada anak, orang tua berkewajiban
memberikan didikan positif kepada anak sejak usia dini atau bahkan sejak
lahir yang diawali dengan mengazankannya. Hal ini dikarenakan pada
prinsipnya fitrah manusia menuntut pembebasan dari kemusyrikan dan
akibat-akibatnya yang dapat menyeret manusia kepada penyimpangan watak
dan penyelewengan serta kesesatan di dalam berfikir, berencana dan
beraktivitas. Bagi manusia kepala merupakan pusat penyimpanan informasi
alat indera yang mengatur semua eksistensi dirinya, baik psikologis
maupun biologis. Indera pendengaran, penglihatan, penciuman dan indera
perasaan diatur oleh kepala.
PAUD di Keluarga atau Sekolah?
Dalam mendukung perkembangan anak pada usia-usia selanjutnya, termasuk
pada usia dini, yang menjadi kewajiban orang tua adalah memberikan
didikan positif terhadap anak-anaknya, sehingga anak-anaknya tersebut
tidak menjadi/mengikut ajaran Yahudi, Nasrani atau Majusi, melainkan
menjadi muslim yang sejati. Mendidik anak dalam pandangan Islam,
merupakan pekerjaan mulia yang harus dilaksanakan oleh setiap orang tua.
Dalam pandangan Islam anak merupakan amanah di tangan kedua orang
tuanya. Jika anak sejak dini dibisakan dan dididik dengan hal-hal yang
baik maka anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan akan
memperoleh kebahagiaan serta terhindar dari kesengaraan/siksa baik dalam
hidupnya di dunia maupun di akhirat.
Dari uraian di atas kiranya
dapat disebutkan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini dalam pandangan
Islam adalah memelihara, membantu pertumbuhan dan perkembangan fitrah
manusia yang dimiliki anak, sehingga jiwa anak yang lahir dalam kondisi
fitrah tidak terkotori oleh kehidupan duniawi. Selain itu pendidikan
anak usia dini dalam pendidikan Islam bertujuan untuk menanamkan
nilai-nilai keislaman kepada anak sejak dini, sehinga dalam perkembangan
selanjutnya anak menjadi manusia muslim yang kāffah, yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
Dewasa ini dikarenakan kesibukan orang
tua, aspek pendidikan yang mendasar bagi anak secara “terpaksa”
terabaikan. Dan hal ini bukan hanya terjadi pada masyarakat perkotaan
tetapi sudang cenderung sampai kepada masyarakat pinggiran kota. Aspek
ekonomis menjadi alasan klasik orang tua untuk mendelegasikan
tugas-tugas ilahiyah dalam mendidik anak. Keberadaan lembaga pendidikan
yang mengakomodasi pendidikan anak usia dini menjadi alternatif seperti
Play Goup, TK, RA dan lain sebagainya.
Sebagai orang tua harus
memahami tujuan dan fungsi dari PAUD tersebut yaitu pertama, sebagai
kerangka dasar (fondasi) bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan serta bagi pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Kedua,
untuk mengintervensi sejak dini dengan memberikan rangsangan edukasi
sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi tersembunyi yang terdapat
pada diri anak. Ketiga, selain potensi-potensi tersembunyi Pendidikan
Anak Usia Dini juga dapat mengembangkan potensi-potensi yang sudah
tampak pada diri anak. Keempat, agar dapat melakukan deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak. Sedangkan fungsi PAUD
tersebut adalah pertama, fungsi adaptasi/sosial yang berperan dalam
membantu anak menyesuaikan diri dengan keadaan dan situasi di sekitarnya
kemudian hal tersebut ia sesuaikan dengan keadaan dalam dirinya sendiri
sebagai pengenalan berbagai pola sikap, perilaku, kebiasaan, dan sifat
orang disekitar yang akan membantu anak memahami aspek-aspek psikologis
dari lingkungan social anak. Kedua, fungsi pengembangan yang berperan
dalam menumbuhkembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak dengan
memberikan suatu situasi atau lingkungan yang edukatif sehingga
potensi-potensi tersebut dapat berkembang optimal dan bermanfaat bagi
anak itu sendiri dan lingkungannya. Ketiga, fungsi bermain karena
bermain adalah merupakan hak anak sepanjang rentang hidupnya, melalui
bermain anak dapat memperoleh banyak pengetahuan dan melalui kegiatan
menyenangkan ini neuron-neuron otak anak berkembang dengan sangat pesat.
Penutup
Dalam memberikan pendidikan terhadap anak usia dini peran orang tua
sangat signifikan dalam menanamkan secara dini karakter anak, memahami
amanah yang diberikan kepada orangtua dalam mendidik anak sudah
sepantasnya orang tua adalah guru pertama dan utama. Keterbatasan dalam
segala hal menempatkan orang tua harus pasrah menempatkan “bayi”nya pada
pendidikan klasikal. Namun orang tua dituntut juga harus selektif
memilih sekolah dan kurikulum yang akan disampaikan ke anak. Ditengah
perkembangan zaman yang banyak memunculkan faham dan aliran yang
melenceng dari ajaran Agama Islam, kekhawatiran indoktrinisasi faham dan
aliran yang menyimpang tersebut terhadap anak usia dini menjadi suatu
hal yang menakutkan. Wallahu ‘alamu bishowab
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar